Dutch Square: Pusat Sejarah & Spot Foto Ikonik di Melaka dengan Arsitektur Bergaya Kolonial
Dutch Square - Melaka adalah salah satu kota bersejarah paling populer di Malaysia yang berhasil mempertahankan pesona klasiknya hingga sekarang. Dari banyaknya bangunan peninggalan zaman kolonial, Dutch Square atau yang lebih dikenal sebagai Red Square mungkin menjadi landmark paling terkenal. Dengan bangunan bercat merah yang menonjol, gaya arsitektur klasik, dan suasana kota lama yang masih terasa kuat, kawasan ini selalu menjadi tujuan utama bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Bagi wisatawan yang baru pertama kali datang ke Melaka,
Dutch Square akan tampak seperti gerbang waktu. Di sini, nuansa sejarah terasa
kuat karena bangunan-bangunan kolonial yang dibiarkan berdiri seperti pada masa
lampau. Tak mengherankan jika banyak orang yang menyebut kawasan ini sebagai
jantung kota tua Melaka. Sebutan “spot foto Red Square” bukanlah sekadar
gimmick pariwisata, karena hampir setiap sudutnya sangat Instagramable dan
cocok untuk diabadikan.
Lebih jauh lagi, Dutch Square bukan hanya soal estetika atau
foto-foto cantik saja. Kawasan ini juga menyimpan kisah panjang tentang
penjajahan Belanda, perubahan sosial di Melaka, serta jejak peradaban yang
kemudian membentuk karakter budaya kota ini hingga sekarang. Melalui artikel
ini, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah Dutch Square, keindahan
arsitektur kolonial Melaka yang masih terjaga, serta daya tariknya sebagai
pusat wisata sejarah yang tidak pernah sepi pengunjung.
Sejarah Dutch Square dan Identitas Melaka
Kalau berbicara tentang Melaka, kita tidak bisa melepaskan
diri dari kisah panjang masa kolonial yang membentuk identitas kota ini. Dutch
Square atau Red Square merupakan contoh nyata bagaimana masa lalu masih hidup
di tengah modernitas. Nama Dutch Square merujuk pada periode ketika Belanda
menguasai Melaka pada tahun 1641 setelah berhasil mengusir Portugis. Dari sini
lahir bangunan-bangunan penting yang hingga kini menjadi pusat sejarah kota.
Salah satu bangunan yang paling menonjol adalah Stadthuys,
gedung berwarna merah bata yang pada masa kolonial berfungsi sebagai pusat
administrasi pemerintahan Belanda. Inilah bangunan bergaya pemerintahan
kolonial tertua di Asia Tenggara yang masih berdiri kokoh. Bangunan ini kini
berubah fungsi menjadi museum sejarah yang menyimpan berbagai artefak dan
dokumentasi perkembangan kota.
Dutch Square juga mencerminkan bagaimana sistem pemerintahan
kolonial memengaruhi struktur kota. Bangunan dibangun rapat, terpusat di
sekitar aktivitas administrasi, serta berbentuk simetris dan teratur. Hingga
kini, atmosfer tersebut masih bisa dirasakan oleh wisatawan yang datang.
Kawasan ini menjadi simbol nyata bahwa sejarah Dutch Square bukan sekadar
catatan, tetapi bagian dari kehidupan urban Melaka sampai sekarang.
Arsitektur Kolonial Melaka: Warisan Berharga yang Masih Terjaga
Salah satu alasan mengapa Dutch Square sangat menarik adalah
karena gaya arsitekturnya yang khas. Arsitektur kolonial Melaka terlihat jelas
melalui bangunan bercat merah, jendela kayu besar, struktur simetris, dan
bentuk bangunan yang kuat serta monumental. Gaya arsitektur ini sebenarnya
mewakili ciri khas Belanda yang secara historis mengutamakan kekuatan dan
fungsi bangunan.
Bangunan-bangunan di Dutch Square menggunakan batu bata yang
dilapisi cat merah, yang kemudian menjadi identitas visual kawasan. Ada yang
menyebut warna ini dipilih agar bangunan tahan terhadap kondisi cuaca tropis,
ada juga yang mengaitkannya dengan estetika visual Belanda. Apa pun alasannya,
warna merah ini kini menjadi ciri paling khas dari Red Square.
Selain itu, struktur bangunan di kawasan ini juga
memperlihatkan bagaimana Belanda sangat memperhatikan tata ruang dan
keteraturan. Jika diperhatikan, jalanan dan bangunan saling berorientasi pada
satu poros pusat, sebuah pola yang umum ditemukan pada kota-kota kolonial di
dunia. Inilah yang membuat arsitektur kolonial Melaka bukan hanya indah untuk
dilihat, tetapi juga kaya nilai sejarah dan filosofis.
Red Square sebagai Destinasi Favorit Wisatawan
Bukan rahasia lagi bahwa Dutch Square selalu padat
pengunjung. Banyak wisatawan menyempatkan diri datang ke kawasan ini bukan
hanya untuk melihat bangunan bersejarah, tetapi juga menikmati suasana kota tua
Melaka yang tenang namun penuh kehidupan. Ada banyak aktivitas menarik yang
bisa dilakukan di kawasan ini, mulai dari berfoto, mengunjungi museum, hingga
menikmati kuliner lokal yang dijual di sekitar lokasi.
Bagi kamu yang suka fotografi atau sekadar ingin mengisi
feed Instagram, spot foto Red Square benar-benar wajib dicoba. Hampir setiap
titik menawarkan visual yang kuat dan estetik. Tak heran jika Dutch Square
sering menjadi lokasi pre-wedding, shooting video, vlog perjalanan, dan
sebagainya.
Selain itu, lokasi Dutch Square juga sangat strategis karena
dekat dengan berbagai destinasi wisata lain seperti A’Famosa, Gereja St. Paul,
Sungai Melaka, dan pasar malam Jonker Street yang terkenal. Jadi, dalam satu
hari saja, wisatawan bisa menikmati banyak hal sekaligus tanpa harus berpindah
lokasi jauh-jauh.
Panduan Menikmati Dutch Square (Red Square)
1. Bangunan Stadthuys
Stadthuys adalah bangunan terbesar dan paling ikonik di
Dutch Square. Dulunya, bangunan ini digunakan sebagai kantor gubernur Belanda
dan pusat pemerintahan kolonial. Kini, Stadthuys berfungsi sebagai museum yang
menampilkan berbagai koleksi mengenai perjalanan sejarah Melaka, mulai dari era
Kesultanan Melayu, Portugis, Belanda, hingga Inggris. Bangunan ini menjadi
saksi sejarah Dutch Square yang wajib dikunjungi.
2. Christ Church
Tak jauh dari Stadthuys berdiri Christ Church, sebuah gereja
berwarna merah bata yang dibangun pada tahun 1753. Gereja ini masih aktif
digunakan hingga sekarang dan menjadi salah satu landmark sejarah paling
populer di kota. Interiornya sederhana namun elegan, dengan bangku kayu tua dan
atap tinggi yang menjadi ciri khas gereja kolonial Eropa.
3. Menara Jam Red Clock Tower
Menara Jam yang berada tepat di tengah lapangan menjadi ikon
yang sering muncul di foto-foto wisatawan. Bentuknya unik, bercat merah seperti
bangunan di sekitarnya, dan menjadi titik pertemuan favorit para turis. Banyak
pengunjung memulai jelajah kota Melaka dari titik ini karena lokasinya yang
strategis.
4. Jalur Sepeda dan Aktivitas Outdoor
Kawasan Dutch Square sangat ramah pejalan kaki. Kamu bisa
berjalan santai menikmati udara kota tua atau menyewa sepeda untuk menyusuri
kawasan bersejarah. Di sekitar lokasi juga banyak pedagang suvenir, kuliner,
hingga atraksi becak warna-warni yang dipenuhi dekorasi lampu dan musik modern,
menambah karakter unik kawasan ini.
Dutch Square bukan hanya sebuah lokasi wisata biasa. Kawasan
ini adalah tempat di mana sejarah hidup berdampingan dengan kehidupan modern.
Dengan bangunan bercat merah yang megah, nuansa klasik kolonial, dan deretan
lokasi yang sangat cocok dijadikan spot foto Red Square, wilayah ini terus
memikat hati wisatawan dari seluruh dunia.
Tak hanya itu, sejarah Dutch Square dan arsitektur kolonial
Melaka menjadikan kawasan ini sebagai pusat edukasi sejarah yang menarik dan
menyenangkan. Melaka berhasil mempertahankan karakter lamanya tanpa kehilangan
sentuhan modern yang membuat wisata menjadi lebih nyaman.
Jadi, jika kamu berencana mengunjungi Melaka, jangan
lewatkan Dutch Square sebagai destinasi utama. Di sinilah kamu bisa merasakan
atmosfer kota lama, belajar sejarah, dan tentu saja membawa pulang foto-foto
keren yang akan jadi kenangan tak terlupakan tentunya bersama https://www.gowithlia.com/
.png)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar